PARA BODHISATTVA dan para suci sering bersabda : "asalkan kita merubah kondisi hati kita, beramal jasa maka pada suatu hari Tuhan akan memberikan rejeki. nasib buruk yang kita alami pada kelahiran sekarang adalah akibat dari perbuatan kita pada masa kelahiran dahulu. Tapi jika kita tidak perduli akan sebab buruk atau baik dari perbuatan kita pada masa kelahiran dahulu, pembalasan tersebut pasti ada masa akhirnya. oleh sebab itu bagi mereka yang mengalami kesulitan janganlah berkeluh kesah, berbuat baiklah dengan sungguh-sungguh, jika sampai dengan saatnya jasa yang anda perbuat lebih banyak dari dosa maka segala sesuatu apapun akan berjalan dengan lancar

Jika engkau tidak membina budi pekerti dan tidak berbuat baik tapi hanay mengharapkan peruntungan dari para dewa, dukun, atau orang pintar untuk membuat kias supaya yang sial dapat dilenyapkan dan nasib diperbaiki. hal tersebut adalah takhyul. ketahuilah bahwa hari depan kita sukses ataupun gagal semuanya terjadi dari akibat kondisi hati kita dan perangai kita. maka setiap orang diantara kita bila mengharapkan merubah yang buruk menjadi kemujuran maka hanay dengan menempuh jalan membina diri supaay berhasil. umpamanya meskipun betapa besar bibit kebaikan yang telah engkau tanam pada kelahiran dahulu, tapi pada masa sekarang engkau hanya mengharapkan dan mengandalkan pengaruh kekuasaanmu untuk berbuat sewenang wenang maka seharusnya engkau yang tadinya memperoleh pahala yang engkau perbuat dahulu (rejeki), akan berubah menjadi malapetaka bagimu.

Sebaliknya jika engkau setiap hari berusaha membina budi pekerti dan membina jasa, meskipun sebenarnya telah terkandung bibit yang buruk dalam nasibmu tapi dapat berubah menjadi aman dan sentosa didalam kehidupanmu. kita semua sebagai seorang manusia dilahirkan didunia ini dengan dibekali dengan jiwa raga.

Dengan adanya jiwa maka pasti terdapat jalan kehidupan (yang didalamnya terkandung nasib/peruntungan). di dalam jalan kehidupan kita ini terkandung lima unsur (air, api, kayu, logam dan tanah), yang melekat pada jiwa pokok kita dan juga berpengaruh pada penciptaan dan pemusnahan dari tahun, bulan dan jam (yaitu jalanya sang waktu).

Dari unsur-unsur yang terkandung dalam kehidupan kita maka timbullah perjalanan nasib baik atau buruk, seperti yang dikatakan dalam pribahasa :"Cuaca sulit diterka nasib manusia sulit diduga", artinya jiwa pokok manusia dipengaruhi oleh unsur penciptaan dan pemusnahan dari jalannya sang waktu. nasib manusia semuanya ditentukan pada tingkah laku perbuatannya pada masa kelahiran dahulu sehingga, terciptalah perjalanan nasib seseorang dari waktu ke waktu yang sampai pada saat kelahiran sekarang ini, dapatlah ditentukan nasib kita apakah akan kaya dan mulia atau miskin dan hina, panjang umurnya atau berumur pendek, juga kemujuran (HOK-KHI) dan sial/apes. semua hal tersebut terjadi dan ditentukan oleh hukum karma (hukum sebab akibat) dan perputaran roda kelahiran dan kematian (putaran reinkarnasi)

Meskipun perjalanan nasib kita telah ditentukan sejak lahir, namun semuanya itu dapat dirubah oleh manusia dengan perjuanagn dan semua tingkah laku perbuatannya. jalan penghidupan seseorang manusia bila sedang mujur semuanya akan berjalan dengan lancar dan bila sedang sial maka malapetaka akan datang silih berganti. akan tetapi jika engkau banyak melakukan perbuatan baik, dan banyak membina budi baik, maka kemalangan dapat dirubah menjadi kemujuran, masalah besar berubah menjadi masalh kecil dan dari masalah kecil menjadi lenyap.

Namun jika pada saat perjalanan nasib sedang baik (beruntung) tapi anda tidak melakukan kebaikan, tidak membina budi pekerti, berbuat semaunya atau semua kelakuannya bertolak belakang dengan ajaran dan kehendak Tuhan, maka jalan kehidupannya juga akan menjadi bertolak belakang.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa perjalanan kehidupan manusia (nasib manusia) semula memang sudah ditakdirkan sejak lahir, tapi dengan usaha dan pembinaan yang dilakukan oleh manusia, nasib dapat dirubah, hal tersebut adalah betul adanya dan bukan membual.

Di dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita lihat ada orang yang perbuatannya baik, tapi masih tetap belum mendapatkan pembalasan baik, sebaliknya orang yang perbuatannya jahat dan berkelakuan buruk, tapi dia masih tetap menikmati kekayaan, kemuliaannya dengan jaya. hal ini terjadi adalah karena semua akibat dari perbuatan dan tingkah lakunya belum sampai pada masanya jadi bukan karena ada kekecualian atau karena tidak ada pembalasan. bila semua hal tersebut telah sampai pada masanya maka orang yang berbuat baik akan diberkahi Tuhan Yang Maha Pengasih, dia akan makmur sentosa seterusnya dan anak cucunya akan mendapatkan pengayoman yang tiada putusnya. sebaliknya orang yang banyak melakukan kejahatan, sampai pada saatnya malapetaka dan musibah serta kesengsaraan akan datang bergantian, bahkan sampai kepada anak cucunya.

Oleh karena itu ketahuilah, Sang Pencipta sebenarnya tidak pilih kasih, dengan budi pekerti yang luhurlah yang dapat menolong nasib manusia. Tuhan tidak pilih kasih semua orang-orang pengasih akan diberikan olehNya berkah dengan diam-diam, maka dapat dikatakan malang dan mujurnya seseorang manusia adalah dari akibat perbuatannya sendiri.

maka janganlah engkau mengatakan Tuhan tidak adil, tapi sebenarnya Tuhan sangat adil. Namun kita harus maklum, sedikit sekali orang yang bernasib serba lancar sehingga dapat dikatakan nasib (jalannya kehidupan) manusia itu turun naik bagaikan gelombang ombak dilaut, seperti apa yang dikatakan pepatah :"Nasib manusia diantara sepuluh orang yang adalah tidak dapat dipastikan atau diharapkan". Oleh karena didalam setiap perjalanan waktu terdapat perubahan maka sebagai manusia hidup berada didalam perjalanan waktu pula.

Para astrolog (Peramal yang berdasarkan bintang-bintang di langit) juga berdasarkan tanggal kelahiran seseorang, maka dapat dihitung waktu penciptaan dan pemusnahan dari kelima unsur sehingga dapatlah diketahui orang yang lahir pada tahun, bulan, tanggal dan jam kesekian apakah bernasib (mujur) atau tidak. tapi tepat atau tidak kesemuanya itu adalah berdasarkan dari kemampuan yang menghitungnya. semua ilmu peramal nasib adalah berdasarkan dalam naskah He Thu dan Lo Shu, yaitu yang berdasarkan situasi dan peredaran bintang-bintang di langit yang kemudian dipadukan dengan tanggal kelahiran manusia yang tercakup dalam lima unsur dan dari saat penciptaan dan kemusnahannya dapatlah diperhitungkan dan diketahui nasibnya. tapi para peramal masa kini yang benar benar ahli adalah sangat langka dan sedikit sekali maka sangat sedikit yang tepat sekali.

Misalnya pada zaman dahulu seseorang yang bernama Yen Liau fan pada masa Dinasti Beng, dia bertemu dengan seorang peramal Khung. maka diramalkanlah nasibnya dan kelak kemudian hari ternyata banyak tepat. tapi dikemudian hari dia mengunjungi seorang pertapa YinKu Chang Se di gunung Cisia. Yinku Chang Se mengatakan bahwa: " orang biasa pada umumnya, nasibnya semua didalam perhitungan, tapi orang yang sanagt baik dan juga orang yang sangat jahat nasibnya tidak cocok dengan perhitungan kelahirannya, karena orang yang sangat baik Yang Maha Kuasa akan memberkahinya dan yang sangat jahat maka Tuhan akan mengurangi umurnya, mengganjarnya dengan segala malapetaka".Dikatakan juga, semua kebahagiaan tercipta dari hati. jadi biar bagaimanapun juga dan jika kehidupan kita dikekang oleh sang waktu maka mulai sekarang ini engkau banyaklah berbuat kebaikan, giat membina budi pekerti yang luhur dan bila saatnya tiba nasibmu dengan sendirinya akan berubah.

Setelah mendengarkan semuanya Yen Liau Fan sejak itu berusaha keras dan banayk berbuat kebaikan. selang beberapa tahun kemudian ternyata nasibnya tidak cocok lagi dengan apa yang telah diramalkan oleh peramal Khung. apa yang sebenarnya diramalkan oleh peramal tersebut?. ternyata dia meramalkan bahwa yen Liau Fan tidak akan berketurunan sampai tua dan tidak akan berusia sampai 53 tahun. ternyata pada usia 30 tahun dia mendapatkan seorang anak dan dia berusia sampai dengan 74 tahun.

dari cerita tersebut telah dapat dibuktikan bahwa jalannya peruntungan atau nasib dapat dirubah oleh kita sendiri. wajahpun akan berubah menurut situasi hati (hatinya baik,wajahnya arif) jiwa kehidupan itu sebenarnya adalah anugerah Tuhan, akan tetapi jalannya nasib adalah hasil ciptaan diri kita sendiri. hati manusia adalah penguasa tubuhnya. hati yang baik, nasibpun akan baik, hati yang jahat(buruk) nasibpun akan buruk. oleh karena itu orang-orang dahulu berkata: " Kalau ingin mengetahui nasibmu pada waktu yang akan datang, maka bila hatimu baik nasibmu akan baik, bila hatimu buruk nasibmu akan buruk". pada zaman dahulu orang-orang sering berkata:"Berbuat baiklah, jangan bertanya tentang nasib". Shaw Khang Cie berkata:" Buat apa meramal, berbuat jahat terhadap orang adalah malang balasannya, mengalah balasannya adalah rejeki. nasib dari setiap manusia ditentukan oleh sebab dan akibat perbuatannya pada kelahiran dahulu, bila kita ingin mengubah nasib, satu-satunya cara adalah dengan merubah sifat dari hati kita sendiri dan juga harus banyak berbuat baik. jika kita tanpa berbuat tapi hanya memohon kepada para Dewa dan para Bodhisattva maka semuanya adalah perbuatan yang sia-sia.

Pada umumnya orang adalah naif ( tidak mengetahui kebenaran akan Tuhan ), sehingga jika setiap kali mengalami kemalangan, mereka menggantungkan harapannya semua kepada dukun ataupun paranormal. kemudian demi uang dukun-dukun tersebut menyuruh orang orang yang bertanya supaya rajin bersembahyang supaya nasibnya berubah menjadi baik. apah benar dukun-dukun tersebut dapat merubah nasib? jika hal ini benar mengapa nasibnya sendiri tidak dirubah? agar supaay dia sendiri murah rejeki, anak cucunya semua menjadi pejabat-pejabat tinggi, sehingga dia sendiri setiap hari tidak sibuk demi sesuap nasi. oleh sebab itu para Bodhisattva dan para Suci hanay menasehati umat manusia supaya berpegang teguh pada peraturan dalam berprilaku, membina hati untuk memperbaiki air muka (wajah) dan melakuakn banayk perbuatan baik. dengan demikian barulah kita dapat memohon kepada para Bodhisattva dan para dewa dengan jasa pahala kita untuk menebus dosa dan hukum karma kita.

Mendengar semua ini mungkin ada yang berkata bahwa kekuatan "makhluk halus" sudah terbukti sangat besar. lihat saja orang yang kesurupan makhluk halus dengan sebilah pedang bacok sana bacok sini sampai sekujur tubuhnya penuh darah, tapi begitu disemprot dengan air sesajennya maka benar-benar ajaib semua luka-luka tersebut lenyap dan tak berbekas. maka saya tegaskan disini jangan kita mempersoalkan alam makhluk halus maupun ilmu gaib, tapi yang harus kita ingat disini adalah bahwa didalam alam manusia terdapat hukum manusia, didalam alam dewa terdapat hukum Dewa, didalam alam makhluk halus terdapat hukum makhluk halus, didalam alam setan terdapat hukum baka, semuanay tidak dapat bertolak belakang dengan hukum Tuhan. Hukum Tuhan adalah hukum yang maha adil didalam alam semesta ini. hukum ini melindungi para Bodhisattva, Dewa-dewa, makhluk halus, setan-setan dan para manusia agar mendapat keadilan, jika diantaranya ada yang melanggar maka pasti tidak akan luput dari hukum tersebut dan mendapatkan pembalasannya. oleh karena itu sampai dimanapun argumentasi kita maka hukum tuhan adalah hukum yang maha adil dan yang dapat menolong kita dariNya hanay budi pekerti, perbuatan baik dan jika perbuatan jahat, pembalasannya bagaikan bayangan yang mengikuti langkah manusia.

Pepatah mengatakan: " Manusia dapat dibohongi akan tetapi Tuhan tak dapat ditipu, baik buruknya perbuatan seseorang semuanya tidak dapat disembunyikan". sejak dahulu kala adakah perbuatn baik atau buruk yang tidak ada pembalasannya? maka saya menghimbau anda sekalian, janagnlah berkeluh kesah mengatakan Tuhan tidak adil, pembalasan akan perbuatan adalah soal waktunya saja. misalkan seseorang yang kini banyak melakukan perbuatan jahat akan tetapi pada kelahiran dahulu dia banyak melakukan perbuatan baik maka saat pembalasannya agak lama dan demikian juga untuk orang yang pada masa kelahiran dahulu banyak berbuat jahat tapi pada sat kelahiran sekarang dia selalu dianiaya orang maka saat pembalasan akan perbuatannya pada masa lampau mungkin agak lama baru diberikan.

maka pada kesimpulannya adalah lebih baik berbuat baik, mengumpulkan jasa pahala, menyebarkan ajaran suci, menolong para umat manusia supaya menempuh jalan kebenaran dari pada kita memintanya dari para dukun ataupun para orang pintar untuk merubah nasib kita. dengan rajin kita pelajari ajaran-ajaran suci lalu kita teruskan kepada para generasi muda dengan demikian barulah dapat dikatakan sebagai seorang pembina "TAO". lalu setiap 10 hari kita adakan pemawasan diri secara kecil kecilan dan setiap sebulan sekali kita mawas akan diri kita sendiri (kita tinjau) secara keseluruhan, periksalah diri kita apakah pada masa itu melakuakn kesalahan, pernahkah marah, pernahkah timbul niat serakah, pikiran-pikiran yang asusila, pikiran-pikiran yang muluk, pernahkah bermalas-malasan dan pernahkah berkelakuan lain dimulut lain dihati jika benar segera ubahlah sifat tersebut. dengan cara inilah dan yang paling mujarab bagi manusia untuk merubah dan memperbaiki nasibnya. dan car ini bukan saja mujarab semasa hidup kita untuk memperbaiki nasib tapi juga bila kelak sudah sampai saatnya kita masih dapat mencapai kesempurnaan dan mencapai kejayaan abadi.

Selanjutnya marilah kita tinjau kitab Kong Hu Cu "Luen Yu" pada bab "Ce Lu" dikatakan bahwa Ce Kung bertanya kepada kong Hu Cu:"Bila ada orang yang disenangi oleh seluruh penduduk desa, maka bagaimanakah kedudukan (kwalitas) orang tersebut"? Kong Hu Cu menjawab:"Belum dapat dipastikan orang tersebut adalah jahat, bila semua penduduk desa membencinya bagaimanakah kedudukan orang tersebut?" Maka Kong Hu Cu menjawab: " Belum dapat dipastikan orang tersebut adalah jahat, bila semua penduduk desa yang baik baik menyenanginya dan yang tidak baik membencinya maka orang tersebut adalah orang baik". Karena seorang Budiman hatinya selalu bertolak belakang dengan seseorang yang kerdil jiwanya ( misalnya : pelacur, penjudi, berkomplot melakukan kejahatan, semuanya adalah karakter orang yang berjiwa kerdil ). selanjutnya Kong Hu Cu berkata:" seorang budiman mudah dilayani tapi sulit membuatnya bergembira (sulit mengambil hatinya)". karena dengan perbuatan yang dilakukan untuk mengambil hatinya maka dia akan menjadi tidak senang. maka semua yang bertentangan dengan aturan atau tidak sesuai dengan "TAO" dia tak akan senang.

Seorang Budiman memakai orang-orangnya berdasarkan kecakapan dan kepandaian. sebaliknya seseorang yang berjiwa kerdil sulit dilayani, namun mudah membuatnya senang walaupun terkadang tanpa memakai aturan, akan tetapi bila saatnya tiba dia hendak memakai ornag maka maunya semua serba sempurna.

Guru kita mengatakan :"Kalian mendapatkan Tao bukan karena kebetulan". setiap orang pernah membina diri selama 3 kali kelahiran pada masa dahulu kelahirannya, maka pada saat kelahiran sekarang ini dia terikut mengalami zaman penyelamatan global yaitu pada zaman sekarang. karena itu saya menghimbau saudara-saudari anda semuanya pergunakanlah waktu mengajak ornag-orang mendapatkan TAO, memberikan pengertian kepada para umat manusia tentang ajaranNya, beramal mencetak buku buku suci, ikut serta dalam membantu pengembangan TAO, rajin mempelajari ajaran-ajaran suci dan mengingat semua wejanagn yang pernah diberikan dan diajarkan oleh para Bodhisattva dan para Suci. lalu ceritakan kepada mereka yang belum mendapatkan TAO agar mereka semuanay mengerti dan memperoleh ajaranNya agar kelak semua manusia terikut bersama dan naik dalam sebuah bahtera suci dan inilah tugas kita yang utama.