TUHAN menebus kita agar kita dapat melakukan "pekerjaan kudus"-Nya. Kita tidak diselamatkan oleh pelayanan yang kita lakukan, tapi kita diselamatkan oleh Tuhan bagi pelayananNya. Dalam kerajaan TUHAN, kita mempunyai tempat, maksud-tujuan, sebuah peranan, dan sebuah fungsi untuk dipenuhi. “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.” (2 Timotius 1:9). Dibutuhkan nyawa Yesus sendiri untuk membeli keselamatanmu. Kita berhutang nyawa kepada-Nya. Melalui keselamatan masa lalu kita telah diampuni, masa kini kita diberi makna, dan masa depan kita diamankan. Jika kita tidak memiliki kasih bagi orang lain, tidak ingin melayani orang lain, dan kita hanya mempedulikan kebutuhan-kebutuhan kita, kita sebaiknya mempertanyakan apakah Kristus benar-benar ada dalam hidup kita. Hati yang diselamatkan adalah hati yang ingin melayani.

Ketika ibu mertua Petrus yang sakit disembuhkan oleh Yesus, ia langsung menggunakan karunia kesehatan barunya untuk melayani Yesus. Inilah yang kita akan lakukan. Kita disembuhkan untuk menolong orang lain. Kita diberkati untuk menjadi berkat. Kita diselamatkan untuk melayani, bukan untuk duduk-duduk dan menunggu sorga.
Pernahkan kita memikirkan mengapa TUHAN tidak langsung saja membawa kita ke sorga begitu kita menerima kasih karunia-Nya? Mengapa Ia meninggalkan kita di dunia? Ia meninggalkan kita di dunia untuk memenuhi maksud dan tujuanNya. Begitu kita diselamatkan, TUHAN memaksudkan kita bagi sasaran-sasaranNya. TUHAN mempunyai sebuah pelayanan bagi kita di dalam gereja-Nya dan sebuah misi bagi kita di dunia.

Setiap orang Kristen dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan. Panggilan kita bagi keselamatan termasuk panggilan kita bagi pelayanan. Terlepas apapun pekerjaan dan karir kita, kita dipanggil bagi pelayanan Kristiani.

Artinya, bahwa di manapun kita berada, di situlah ladang pelayanan kita. Firman Tuhan berkata, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” (1 Petrus 2:9) Kapan pun kita menggunakan kemampuan pemberian TUHAN kepada kita untuk membantu orang lain, kita sedang memenuhi panggilan kita untuk melayani.

Di beberapa gereja di Cina, mereka menyambut orang percaya baru dengan berkata "Yesus sekarang telah memiliki sepasang mata baru untuk melihat, telinga baru untuk mendengar, tangan baru untuk menolong, dan sebuah hati baru untuk mengasihi sesama."

Tidak ada pelayanan yang tidak penting di gereja. Apapun pelayanan yang dipercayakan kepada kita, terlihat ataupun tidak, semuanya itu berharga di mata Allah. Setiap pelayanan berarti karena kita semua saling tergantung terhadap satu sama lain untuk berfungsi. Jangan pernah jadi penonton, tapi mulailah ambil bagian dalam pelayanan, maka Tuhanlah yang akan menambahkan bagi kita kemampuan dan kasih karuniaNya atas kita. Yesus berkata,"sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28) Bagi orang Kristen, pelayanan bukanlah pilihan, atau sesuatu yang kita lakukan dari sisa waktu kita yang ada.

Tetapi pelayanan merupakan kehidupan Kristiani. Yesus datang "untuk melayani" dan "untuk memberi" dan kedua kata kerja itu seharusnya mendefinisikan hidup kita di bumi juga.

Suatu hari TUHAN akan membandingkan seberapa banyak waktu dan tenaga yang kita habiskan untuk diri kita sendiri dengan apa yang kita investasikan untuk melayani orang lain. Kita hanya akan sepenuhnya hidup ketika kita menolong sesama. Yesus berkata, "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya." (Markus 8:35) Jika kita tidak melayani, kita hanya sekedar ada di dunia, tetapi kehidupan kita dimaksudkan untuk melayani. TUHAN mau kita belajar mengasihi dan melayani sesama dengan tidak egois. Pelayanan adalah jalan kepada kesempurnaan sejati. Melalui pelayananlah kita menemukan arti kehidupan kita. Sementara kita melayani bersama-sama dalam keluarga TUHAN, kehidupan kita memperoleh arti penting yang kekal. TUHAN ingin memakai kita untuk membuat perbedaan di dunia ini. Ia ingin bekerja melalui kita. Apa yang berarti bukanlah berapa lama kita hidup, tapi bagaimana kita hidup. Itulah salah satu alasan mengapa kita perlu mengambil bagian juga di dalam persekutuan Family Altar (FA). Karena disinilah kita akan banyak belajar bagaimana kita bisa melayani sesama.

Kita dibentuk untuk melayani TUHAN. Setiap kita dirancang secara unik, atau "dibentuk" untuk melakukan hal-hal tertentu. Seperti adanya kita sekarang, kita dibuat bagi sebuah pelayanan khusus untuk memuliakan namaNya.

Alkitab berkata, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.." (Efesus 2:10) Kita dirancang secara khusus oleh Allah, dan Dia dengan sengaja membentuk dan membuat kita untuk melayani-Nya.

Daud memuji TUHAN melalui mazmur yang luar biasa ini: "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-15)

TUHAN merencanakan setiap hari dari hidupmu untuk mendukung proses pembentukan-Nya. Daud melanjutkan, "...dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:16) Tidak ada yang terjadi dalam hidup kita yang tidak bermakna. TUHAN tidak akan memberikan kepada kita kemampuan, minat, bakat, karunia, kepribadian, dan pengalaman hidup kecuali Ia bermaksud menggunakannya bagi kemuliaan-Nya. Dengan mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor ini kita dapat menemukan kehendak TUHAN dalam hidup kita.
Amin.