Ibrani 1:1-3

Ketiga ayat ini menyatakan Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup, yang berbicara dan yang mempunyai relevansi dengan kita. Karena Dia menciptakan kita dan menyadarkan kita pada pengertian yang melintasi keterbatasan yang ada pada waktu dan zaman. Dari zaman ke zaman Dia berbicara melalui perantaraan nabi-nabi dan pada zaman akhir ini Dia memakai perantaraan AnakNya itu untuk berbicara kepada kita, orang-orang yang menerima pengajaran surat Ibrani. Allah berfirman, firman Allah terbagi dalam dua tahap: tahap PL (Perjanjian Lama) dan tahap PB (Perjanjian Baru). Tahap pertama adalah tahap persiapan, tahap yang panjang sekali, dan tahap kedua adalah tahap yang mewujudkan apa yang telah dipersiapkan di dalam P.L. Kristus ditonjolkan sebagai oknum yang melebihi segala nabi. Kehadiran Kristus di dalam sejarah adalah klimaks dan apa yang sudah diwahyukan di zaman P.L.

Ayat 2 dan 3 merupakan kondensasi dari pada pengertian Kristologi. Kristus berkata, barangsiapa melihat Aku, dia melihat Allah, barangsiapa percaya kepadaKu, dia bukan percaya kepadaKu melainkan percaya kepada Bapa yang telah mengutus Aku. Yoh. 17:3, Bapa, Kau adalah Allah yang kekal. Barang siapa percaya kepadaMu sebagai Allah yang Esa dan mengenal Anak yang Kau utus, dia memiliki hidup kekal. Mengenal Kristus adalah satu hal yang penting sekali di dalam hidup orang Kristen. Karena orang Kristen adalah orang yang mengenal Tuhan di dalam Kristus, yang mengenal Kristus di dalam Roh Kudus, yang mengerti Kristus melalui firmam Tuhan yang diwahyukan di dalam Kitab Suci. Di dalam kedua ayat ini terdapat tujuh kalimat yang menjelaskan siapa itu Yesus Kristus:

  1. Yang telah Dia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
  2. Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta.
  3. Dia adalah cahaya kemuliaan Allah; wujud Allah.
  4. Dia menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh dengan kekuasaan.
  5. Dia mengadakan penyucian dosa.
  6. Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.
  7. Di tempat yang Maha Tinggi.

Sekarang kita akan mengaitkan kedua ayat ini dengan satu point yang penting sekali: kalau Allah hanya berbicara melalui nabi-nabi saja, itu masih belum cukup, maka akhirnya Dia berbicara melalui Kristus, barulah sempurna. Masalahnya, siapakah Kristus sehingga kata-kataNya harus kita dengar? Mengapa perkataan yang sama kalau diucapkan oleh orang ini kurang bernilai tapi kalau diucapkan oleh orang itu justru menjadi berbeda? Artinya, bukan hanya isi pembicaraan saja yang penting, tapi siapa yang berbicara juga merupakan hal yang penting. Seratus tahun yang lalu, D.L. Moody menerima panggilan Tuhan dan dia menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Pada waktu Moody dipanggil untuk berkhotbah di London, dia merasa gentar luar biasa, karena dia tahu, London adalah kota yang terpenting dan terdapat begitu banyak orang yang sangat pintar. Bahkan dia tahu, di Inggris terdapat seorang pendeta yang dijuluki the Prince of the Preachers oleh orang-orang sejaman dengannya, yaitu Spurgeon. Selain itu juga ada dua penafsir Alkitab yang terbesar bernama Morgan dan F. B. Meyer. Tapi waktu dia berkhotbah, jumlah pendengarnya bersaing dengan jumlah pendengar Spurgeon.

Suatu hari, seseorang berkata kepadanya, "Anda diundang untuk berkhotbah di Cambridge University dan Oxford University." Dia mempersiapkan khotbah sedalam mungkin yang dia miliki, supaya dia tidak dihina oleh orang-orang pintar. Bagaimana hasilnya? Tidak ada orang member reaksi terhadap khotbahnya. Sore itu, seseorang datang kepadanya dan berkata, Moody, yang kami butuhkan bukanlah pengetahuanmu melainkan urapan Tuhan atas dirimu.

Mendengar itu, dia meminta pengampunan dari Tuhan dan berkhotbah seperti biasa, dia menantang mereka dengan Injil yang sederhana, dengan hati yang sungguh-sungguh dan berapi-api. Ternyata ada banyak Profesor, Doktor, pemimpin kaum cendekiawan yang maju ke depan, menerima Tuhan Yesus dengan cucuran air mata.

Di sini saya menekankan satu hal, yang paling penting bukan apa yang kau katakan saja (meski itu pun penting sekali), tetapi siapa yang berkata adalah hal yang lebih diutamakan oleh Tuhan. Perhatikan: Melalui siapa Tuhan berbicara kepada manusia? Melalui Kristus. Siapakah Kristus? Dia adalah Anak Allah, Pencipta, Pengwahyu, Penopang dunia, Pewaris segala sesuatu, Dia adalah Tuhan di alas segala Tuhan.

Itu sebabnya, jika gereja tidak mengutamakan perkataan-perkataan yang Allah berikan melalui Kristus, tetapi tidak mengerti siapa Kristus, apa yang ada di balik perkataan-perkataanNya, gereja akan menjadi satu komunitas yang kosong.

Bagian ayat ini menunjukkan Kristus yang berbicara sadar siapa diriNya: Anak Allah yang tunggal. Ketujuh kalimat yang berbicara tentang Kristologi tadi memberikan konklusi: Kristus adalah satu Oknum yang unik, karena Dia mempunyai tugas, status, identitas yang dapat kita kategorikan sebagai berikut:

  1. Hubungan Kristus dengan alam semesta; Christ and cosmos.
  2. Hubungan Kristus dengan Allah; Christ and God the Father.
  3. Hubungan Kristus dengan gereja; Christ and the church, the elects.

Hari ini, kita akan membahas katagori pertama: hubungan Kristus dengan alam semesta di dalam kalimat:

  1. Dia ditetapkan menjadi Pewaris segala sesuatu.
  2. Karena Dia pernah dipakai untuk menciptakan seluruh alam semesta.
  3. Dia menopang alam semesta dengan kuasaNya yang penuh.

Jelas sudah, kaitan Yesus dengan seluruh alam semesta adalah: Dia mencipta, Dia menopang, Dia mewarisi. Tapi urutan yang dipakai oleh penulis Ibrani adalah: Kristus adalah Pewaris segala sesuatu, Pencipta dunia ini, Penopang semesta alam. Kalau Dia pernah mencipta dan Dia juga yang akan mewarisi dunia artinya Dia berada di dalam seluruh proses kurun waktu. Perhatikan: dari penciptaan sampai konsumasi; dari awal sampai akhir adalah karya Kristus. Hal ini sesuai dengan ajaran seluruh Kitab Suci: Allah adalah Alfa dan Omega. Kristus juga adalah Alfa dan Omega. Karena tanpa Kristus, tidak ada yang dicipta, tidak ada yang digenapi.

Maka the Alpha point is Jesus and the Omega point is Jesus. Dengan mengerti adanya kedua titik ini, wawasan kita akan terbuka menjadi begitu luas.

The contact point between the temporarily and eternity is the point of incarnation, point yang ada di dalam sejarah. Adapun dua point yang sudah kita bahas tadi adalah point yang memulai sejarah dan point yang mengakhiri sejarah. Perhatikan: jika kau tidak percaya adanya awal dari alam semesta ini, itu berarti kau hidup di dalam Agnosticism, hidup yang tidak berbeda dengan hidup binatang yang hanya tahu waktu sekarang saja tapi tidak bisa menelusuri sampai kepada permulaan, juga tidak membayangkan kelak akan mengarah ke mana.

Manusia disebut manusia, karena manusia dicipta menurut peta teladan Allah yang dari kekal sampai kekal, maka bayang-bayang kekekalan ada di dalam konsep manusia. Manusia bisa membayangkan, bisa melompat dari kesementaraan untuk menelusuri ke belakang yang dia kenal sebagai "dulu" atau sejarah dan menelusur ke depan yang dia kenal sebagai "yang akan datang" atau eschatology of future. Jadi, sejarah dan pengharapanlah yang membuat kita lebih bermakna.

Itu sebabnya, setiap mata pelajaran di bidang pendidikan harus menekankan pentingnya sejarah untuk membentuk identitas diri. Terlihat di sini orang Kristen adalah satu-satunya mahluk yang mempunyai pengertian yang melebihi semua pengetahuan agama yang lain tentang: dari manakah dunia ini berasal dan ke mana dunia ini akan mengarah. Pengertian itulah yang membuat kita mempunyai rasa aman dan bisa hidup dengan stabil di dalam proses sejarah.

Bila pengertian ini dikaitkan dengan pengertian filsafat Aristoteles: segala sesuatu mempunyai penyebab permulaan dan penyebab final, di antara kedua penyebab itu terdapat proses terbentuknya segala sesuatu. Orang Kristen mengenal Kristus sebagai Alfa, juga sebagai Omega. Perbedaan antara Theis dan Atheis adalah perbedaan interpretasi manusia terhadap kosmos. Orang Atheis berpendapat: dunia adalah dunia. Dari mana datangnya? Ada dengan sendirinya. Akan menuju ke mana? Tidak tahu. Tapi orang Kristen berkata dunia ini dicipta oleh Allah, melalui ciptaanNya kita melihat bijaksana sorgawi, cara Tuhan yang bekerja secara ajaib. Bukan saja demikian, kita juga percaya bahwa dunia ini bukan berjalan dengan membabi buta, entah akan mengarah ke mana.

Orang-orang yang percaya akan adanya ciptaan harus menerima Allah adalah Alpha Point, juga percaya adanya teleologi; telos (bahasa Yunani yang berarti tujuan) ada sasaran yang dicapainya, percaya bahwa Tuhanlah yang mencipta sekaligus merencanakan makna yang tertinggi, yang sesuai dengan kehendak, bijaksana dan kedaulatanNya.

Penulis Ibrani mengatakan, Kristus adalah Pewaris segala sesuatu, karena Dia pernah dipakai Tuhan untuk menciptakan segala sesuatu. Suatu sinkronisasi, harmonisasi yang luar biasa. Siapakah Kristus? Penyebab dari segala sesuatu yang ada dan akhirnya Dia akan menjadi Penerima segala sesuatu yang ada. Titik permulaan adalah Alpha Point, titik akhir adalah Omega Point. Yesus berkata, I am Alpha, I am Omega, I am the beginning and I will accomplish everything. Tuhan Allah memakai Kristus untuk mencipta segala sesuatu, dan segala sesuatu dicipta untuk Kristus, inilah rahasia Tuhan. Baca beberapa ayat yang penting sekali: Yoh. 1:3. Apa maksudnya? Semua yang ada harus dari Dia tapi Dia bukan dijadikan. Kalimat ini penting sekali, karena pada akhir abad pertama timbul ajaran Gnosticism: Allah menciptakan Kristus terlebih dahulu, lalu melalui Kristus mcnciptakan segala sesuatu. Allah tidak menciptakan dunia, karena materi jahat adanya. Tuhan telah memakai ayat ini untuk menegakkan ajaran Orthodox yang tidak bisa ditawar-tawar: Kristus bukan dicipta. Karena Dia adalah sang Pencipta yang menciptakan segala sesuatu. Baca Kol. 1:16. Jadi, everything is created by Him, through Him and for Him: Dicipta oleh Dia menandakan bahwa Dia adalah sumber, dicipta umtuk Dia menandakan bahwa Dia adalah tujuan. Permisi tanya, hidupmu untuk apa? Paulus mengerti dengan jelas: aku hidup adalah Kristus, aku hidup bagi Kristus. Mengapa? Karena kita dicipta oleh Kristus, tidak ada yang terkecuali, karena di Kolose dituliskan baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan (termasuk malaikat) dicipta oleh Dia.

Yesus Kristus adalah Dia yang dipakai sebagai Pencipta, Dia ditunjuk untuk menerima segala ciptaan. Di sinilah Alpha Point and Omega Point menjadi jelas sekali. Di tengah kedua point terdapat incarnation point. Itulah pusat sejarah Kristus seperti matahari, di mana Kristus berada, ke sanalah seluruh umat manusia mengarah.

Siapa yang mencipta dunia ini? Kristus. Dunia ini dicipta untuk siapa? Kristus. Di antara oleh Kristus dan untuk Kristus mengapa dunia bisa terus eksis? Karena ditopang oleh kuasa Kristus. Siapakah poros tengah alam semesta? Kristus. Perhatikan: Kristus adalah starting point, ending point and supporting point. Dengan apa Kristus menopang semesta alam? Dengan perintahNya yang penuh dengan kuasa. Ilmu yang meneliti fisik disebut fisiologi, ilmu yang meneliti psikis disebut psikologi, ilmu yang meneliti eco disebut ecology... artinya di dalam setiap bidang kedisiplinan ilmu ada loginya. Apa itu logi? Logos. Siapa Dia? Kristus. Jadi istilah psikologi berarti through Christ you understand the law of your soul. Pathology is according to the ruler of Jesus Christ you know about all the medicine, to heal your body. Artinya Christ is everywhere. Kristus berada di dalam segala bidang. Karena Allah pernah memakai Dia untuk menciptakan segala sesuatu. Itu menandakan semua yang dicipta Tuhan tidak ngawur dan ada prinsipnya. Perhatikan: istilah yang dipakai untuk dunia di sini bukan kosmos, melainkan dunia yang ditulis dalarn bentuk jamak, jadi yang dimaksud di sini bukanlah dunia kosmos melainkan segala zaman. Jadi, alam semesta dicipta oleh Tuhan, begitu juga perkembangan seluruh zaman diatur dan ditopang oleh Kristus.

Siapakah Kristus? Pencipta, Penopang, Pewaris. Tahukah saudara bahwa Firman yang dikabarkan juga merupakan penopang bagi hidupmu? Taukah saudara bahwa pengertian tentang Kristus yang hidup akan membuat hidupmu berarti? Karena suatu hari nanti, kau akan menjadi milikNya untuk selama-lamanya.